Sabtu, 13 Juni 2009

PENGOBATAN IMPOTENSI


Disfungsi seksual merupakan gangguan fungsi organ seks yang dapat dialami oleh semua orang baik pria maupun wanita. Gangguan fungsi seks (misalnya disfungsi ereksi / impotensi, ejakulasi dini, gangguan orgasme, dll) tersebut pasti ada penyebab yang mendasarinya, misalnya adanya gangguan psikis seperti stress, cemas, takut, marah yang dapat digolongkan sebagai gangguan psikologis. Selain itu ada juga yang disebabkan oleh karena efek samping dari penyakit yang sedang diderita oleh seseorang seperti penyakit tekanan darah tinggi, kencing manis, kegemukan, yang dapat digolongkan sebagai gangguan organik. Faktor lain yang mendukung terjadinya gangguan seks adalah usia lanjut yang disertai dengan kebiasaan buruk kehidupan sehari-hari seperti merokok, makan terlalu banyak, minum alkohol dan menggunakan napza (narkotika, psikotropika dan zat adiktif), dan tidak pernah berolah raga. Faktor tersebut di atas dapat menyebabkan penurunan kadar hormon pria (testosteron), kerusakan pembuluh darah dan kerusakan sel saraf dan otot. Oleh karena itu penyebab terjadinya suatu gangguan fungsi seksual seseorang sangat banyak (multifactor), sehingga untuk pengobatan gangguan fungsi seksual tidaklah dapat sesederhana yang dibayangkan dan yang sering diiklankan selama ini. Belum lagi efek samping yang mungkin / seringkali timbul dari penggunaan obat-obat disfungsi seksual tersebut, seperti yang sering kita dengar bahwa seseorang meninggal setelah menggunaan ”obat kuat” dan over dosis. Jadi apakah obat disfungsi ereksi / impotensi berbahaya?
Pengobatan disfungsi ereksi yang dulu disebut impotensi (sekarang istilah ini sudah tidak digunakan lagi) yang benar harusnya didahului dengan melakukan pemeriksaan fisik dan andrologi yang seksama disamping pemeriksaan penunjang lain seperti pemeriksaan laboratorium dan hormonal. Memang untuk ukuran masyarakat kita masih sangat terasa berat karena biayanya tidak murah. Tetapi alangkah bijaknya jika kita mengobati diri kita setelah kita dapat mengetahui penyebabnya dan mengobati bukan saja gejala yang timbul tetapi juga mengobati penyebab terjadinya gangguan tersebut, sehingga kita dapat sembuh kembali. Contohnya bila kita seorang yang menderita penyakit kencing manis (diabetes mellitus) tetapi belum diketahui atau belum terobati dengan baik maka akan menyebabkan kadar gula darah dalam tubuh tinggi dan tidak stabil sehingga akan memicu kerusakan endotel (lapisan dalam) pembuluh darah dan terjadi kelainan pembuluh darah misalnya elastisitas pembuluh menjadi kaku akibat dari ketidakmampuan pembuluh darah melakukan relaksasi sehingga darah tidak dapat masuk secara maksimal kedalam pembuluh darah kavernosa di penis dan terjadilah kegagalan ereksi. Biasanya kerusakan pembuluh darah tidak sebatas pembuluh di penis saja, tetapi diseluruh tubuh termasuk pembuluh darah di jantung sehingga seringkali adanya gangguan fungsi seksual / disfungsi ereksi merupakan pertanda terjadinya penyakit jantung pembuluh darah yang biasa disebut penyakit jantung koroner. Pengobatan yang diberikan pada penderita penyakit jantung koroner misalnya golongan nitrat sangat berpengaruh dan berbahaya jika digabungkan dengan obat untuk disfungsi ereksi misalnya obat erektogenik seperti sildenafil. Oleh karena itu pengobatan sejogjanya dilakukan oleh dokter yang berkompetensi dibidangnya untuk menghindari resiko tersebut. Obat disfungsi ereksi aman digunakan bila telah didiagnosis dengan tepat penyebabnya, tepat dosisnya. Untuk konsultasi dan pengobatan seksualitas dan andrologi (infertilitas / kesuburan pria, kelainan organ seks / penis kecil, seksualitas, penuaan dini dan kontrasepsi pria) silahkan hubungi Kharitas Bhakti Medical Center tel: 0561 – 734373 atau Klinik Yu Tee, tel: 0561 – 583942.

Tidak ada komentar: